Arsip‎ > ‎Berita‎ > ‎

FORMAPAS Gelar Dialog Bertajuk ‘TERORISME: Ideologis atau Politis’

diposting pada tanggal 22 Nov 2018, 06.40 oleh Ardianto Tola   [ diperbarui20 Mar 2019, 22.02 ]
MANADO – Forum Mahasiswa Pascasarjana (FORMAPAS) bekerja sama dengan  Ikatan Alumni (IKA) Pascasarjana IAIN Manado menggelar Dialog dan Buka Puasa Bersama dengan tema “TERORISME: Ideologis atau Politis”, Selasa (5/6/2018) petang di Kampus IAIN kota Manado.

Ketua Forum Masiswa Fasca Sarjana Semester 4, Muh Tahwil Asraka dalam sambutannya menjelaskan bahwa bangsa Indonesia banyak yang menerima teror, yang ironinya para teroris melakukan ancaman dengan membawa agama, oleh sebab itu mari kita perangi teroris dengan memperkuat iman kita kepada Allah SWT.

“Pendidikan merupakan peran penting untuk melawan teroris, oleh sebab itu mari kita terus belajar agar tidak mudah dipengaruhi oleh teroris,” tandas Tahwil.

Ketua Forum Masiswa Fasca Sarjana Semester 4, Ketua prodi pendidikan agama Islam program pascasarjana Dr. Ardianto M.pd dan sekira 70 orang tamu undangan dan mahasiswa, dapat dilaporkan sebagai berikut:

Dekan Fuad/Fakultas Ushuludin adat dan dakwah, Dr. Salma M.HI memaparkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia, sebagai mahasiswa yang berpendidikan, tidak boleh tergoda dengan rayuan teroris maupun pergaulan bebas, mahasiswa harus bisa membuat dunia ini menjadi cerdas.


“Bom bunuh diri merupakan dosa besar, Allah tidak mengajarkan kita untuk membunuh apalagi mengorbankan diri,” lanjut Salma dalam penekanannya.

Islam tidak mengajarkan untuk saling membunuh melainkan Islam mengajarkan kita untuk saling mengasihi, saling silahturahmi dan saling hidup rukun.

Senada Wakil dekan 3 FEBI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam), Syarifuddin MHI juga kembali menerangkan bahwa terorisme dipengaruhi oleh ajaran radikalisme, para pelaku bom bunuh diri merupakan korban pencucian otak dan bujukan-bujukan yang menjanjikan kalau mati akan masuk surga karena rela mati di jalan Allah.

“Radikalisme sering disalah artikan, radikal sering dianggap tertutup namun artinya radikal itu akar, akar dari pendidikan, orang yang berjenggot atau bercadar sering dianggap teroris namun itu semua tergantung dari diri kita sendiri dan bagaimana cara kita menafsirkannya,” ungkap Syaeifudin.

Seluruh bangsa Indonesia telah sepakat untuk bersama sama memerangi terorisme, maka lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang nasionalis dan Pancasilais anti radikalisme dan siap memerangi terorisme di Indonesia.

(Ferdian)

Sumber: http://sulutaktual.com/2018/06/05/formapas-gelar-dialog-bertajuk-terorisme-ideologis-atau-politis/
Comments