IAIN Manado – Program Pascasarjana IAIN Manado kembali menggelar kuliah tamu bertajuk Habits of Successful Research Higher Degree Programpada Rabu (07/11/2018) bertempat di Aula Program Pascasarjana. Kuliah tamu yang dibuka secara resmi oleh Direktur Program Pascasarjana IAIN Manado, Dr. Rivai Bolotio, M.Pd itu, selain dihadiri oleh mahasiswa program magister, juga turut dihadiri oleh pejabat di lingkungan Program Pascasarjana, antara lain Dr. Drs. Naskur, M.HI (Ketua Prodi Hukum Keluarga/Plt Ketua Prodi Ekonomi Syariah) dan Dr. Ardianto, M.Pd. (Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam/Plt Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam, juga turut dihadiri oleh pejabat di lingkungan IAIN Manado sebagai dosen pada Program Pascasarjana antara lain Rektor IAIN Manado, Dr. Rukmina Gonibala, M.Si., Wakil Rektor II, Sulaiman Mappiasse, Lc., M.Ed., Ph.D, Dekan FUAD, Dr. Salma M.HI., Wakil Dekan I FTIK, Dr. Adri Lundeto, M.Pd.I., Wakil Dekan I FEBI, Dr. Radliyah Hasan Jan, M.Si., Wakil Dekan III FUAD, Dr. Musdalifah Dachrud, M.Si., Wakil Dekan II FUAD, Dr. Arhanuddin, M.Pd.I., dan beberapa dosen pada program magister (S2) dan sarjana (S1). Dalam sambutannya, Rivai Bolotio, mengungkapkan bahwa kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana sangat besar manfaatnya khususnya bagi para mahasiswa program magister. Oleh karena itu, ia meminta mahasiswa untuk mengikutinya secara aktif. Terlebih karena narasumber yang dihadirkan memiliki sejumlah pengalaman prestasi di bidang akademik termasuk pengalaman studinya di Australia. “Ini adalah silaturahmi intelektual, silaturahmi akademik”, bebernya. Kuliah tamu yang dipandu oleh dosen Program Pascasarjana, Dr. Rosdalina, M.Hum, yang juga Wakil Dekan I Fakultas Syariah, menghadirkan narasumber Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag, M.Ed, Ph.D yang saat ini menjabat Kepala Seksi Pengembangan Profesi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama memberikan kuliah tamu di hadapan mahasiswa program magister Program Psacasarjana IAIN Manado. Dalam kuliahnya, Muhammad Adib Abdushomad membeberkan beberapa guidance bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas akhir tesis tepat waktu. Ia mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang sering menjadi kendala umum dalam penyelesaian tugas akhir, yaitu (1) faktor personal (misalnya pengabaian pembimbing, benturan kepribadian, hambatan komunikasi, masalah ide, kendala bahasa, jarak, dan budaya); (2) faktor profesional (misalnya masalah kurangnya pengalaman pembimbing, wawasan dan pengetahuan pembimbing, dan juga kendala pada mahasiswa yang memang terkadang sulit untuk ditangani atau dibimbing), dan (3) faktor organisasi (misalnya terlalu banyak mahasiswa yang dibimbing, dukungan perguruan tinggi yang tidak memadai dan terlalu banyak pekerjaan administratif). Oleh karena itu, menurutnya, agar dapat sukses menyelesaikan tugas akhir tepat waktu, mahasiswa harus menjaga dan memelihara hubungan baik dengan pembimbing, tulis dan tunjukkan tulisan saat bimbingan, bersikap realistik sebab karya tesis ditulis bukan untuk meraih hadiah nobel,fokus dan katakan tidak pada semua hal yang mengganggu penulisan tesis, posisikan menulis tesis sebagai pekerjaan, mintalah bantuan dan jangan menutup diri, yakinkan diri bahwa bisa menulis tesis, dan jangan lupa bahwa segala sesuatu yang dilakukan tidak lepas dari campur tangan Allah swt. Muhammad Adib Abdushomad, yang juga merupakan dosen Pascasarjana Universitas Nahdatul Ulama, IAIN SNJ Cirebon, dan IAIN Pekalongan mengingatkan bahwa kampus seperti STAIN, IAIN, dan UIN harus mampu mencetak generasi muslim progresif. Generasi yang memiliki kemampun ilmu keislaman, yang mampu membaca kitab kuning, membaca Alquran dengan yang baik. “Kita berharap mahasiswa kita ini menjadi manusia yang mempersatukan umat, menjadi Muslim yang meneduhkan. Orang lain melihat agama kita itu melalui praktek ummatnya, bagaiamana kita bisa mempersatukan umat, jika kita saja sesama muslim saling bertengkar, bagaimana kita bisa mempromosikan ajaran Islam kita yang Rahmatan Lil Alamin jika kita tidak bisa mempraktekan agama kita dengan benar. Islam Rahmatan Lil ‘Alamin hanya akan mungkin terjadi jika praktek ummatnya dan kita semua mencerminkan pribadi yang membawa keteduhan, kedamaian, keilmuan. Bukan yang marah-marah. Itulah dakwah yang nyata dan itu menjadi tantangan, kita harus mampu mencetak generasi yang mampu mencerminkan ajaran Islam”, tegasnya. Lanjut diungkapkan bahwa generasi Islam progresif ialah generasi yang memiliki ilmu agama dan ilmu umum yang tinggi dan tidak mendikotomikan di antara keduanya, tetapi merupakan suatu integrasi keilmuan yang satu sama lain saling bersinergi. (at) |
Galeri > Dokumentasi >