IAIN Manado - Kamis (28/02/2019), Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Dr. Rukmina Gonibala, M.Si mengukuhkan sebanyak 209 lulusan sarjana strata satu (S1) dan 29 strata dua (S2) melalui upacara wisuda dalam Sidang Senat Terbuka yang diselenggarakan di Grand Kawanua Covention Center. Lulusan tersebut berasal dari Fakultas Syariah (FS) sebanyak 75, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) sebanyak 82 lulusan, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) sebanyak 12 lulusan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) sebanyak 40 lulusan, dan Program Pascasarjana (PPs) sebanyak 29 lulusan. Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat IAIN Manado. Dr. dr. Tubagus D. Abeng Ellong, M.Kes itu dihadiri oleh para anggota senat IAIN Manado, baik anggota senat unsur pimpinan, maupun anggota senat unsur perwakilan dosen. Selain itu, juga turut hadir beberapa pimpinan daerah yang tergabung dalam unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Sulawesi Utara sebagai undangan. Hadir dalam kegiatan Wisuda Program Sarjana (S1) Angkatan ke-4 dan Wisuda Program Magister (S2) Angkatan ke-3 IAIN Manado memberikan orasi ilmiah adalah Prof. Phil. Kamaruddin Amin, Ph.D (Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI). Manurut Prof. Kamaruddin, di masa depan Indonesia akan menjadi pusat peradaban Islam dunia dan destinasi studi Islam. Idealisme ini terbangun dari fakta bahwa jumlah siswa-siswi tidak kurang dari 7 juta yang ada di 70 ribuan lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah. Sementara itu, jumlah perguruan tinggi Islam negeri sebanyak 58 dan perguruan tinggi Islam swasta sebanyak 800-an dengan jumlah keseluruhan mahasiswa lebih dari 1 juta. "Ini adalah angka yang luar biasa, sehingga salah satu dari visi Kementerian Agama khususnya visi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia di masa yang datang. Menjadikan Indonesia sebagai destinasi atau tujuan studi Islam dunia", tandas Prof, Kamaruddin. Lebih lanjut dikemukakan Prof. Kamaruddin, bahwa ada hal menarik dari struktur demografi Indonesia saat ini di mana yaitu 45% dari jumlah penduduk Indonesia (260 juta) berada pada usia anak kurang 25 tahun. Hal ini berarti bahwa 115 juta penduduk Indonesia adalah anak-anak yang baru lahir hingga usia mahasiswa. Ini merupakan sebuah struktur demografi yang sangat unik dan menyebabkan Indonesia mengalami bonus demografi (demographic dividend) yang oleh pengamat demografi global memprediksi Indonesia akan menjadi negara terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2045. Indonesia akan menjadi salah satu dari tujuh negara terkuat di dunia, baik secara ekonomi, budaya, maupun militer dan seterusnya ketika Indonesia mampu memberikan skill pada generasi mudanya yang jumlahnya 45% itu. Pertanyaan selanjutnya menurut Prof. Kamaruddin ialah di mana posisi perguruan tinggi Islam, posisi mahasiswa Islam? Salah satu kekhasan Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara-negara muslim lainnya ialah sikap moderasi beragama. Dan, inilah yang mengakibatkan Indonesia menjadi harapan dunia Islam bahkan harapan dunia pada umumnya bahwa Indonesia akan menjadi pusat peradaban Islam dunia. "Negara muslim yang berhasil mempertemukan antara Islam dan demokrasi adalah Indonesia. Kompatibilitas antara Islam dan demokrasi itu dapat ditemukan di bumi Indonesia", jelas Prof. Kamaruddin. "Lalu di mana posisi kita?", tanya Prof. Kamaruddin. Menurutnya, kita hidup di era globalisasi, di era revolusi industri 4.0. Perguruan tinggi Islam harus mampu berkontribusi secara fundamental dalam menghadapi dan berkontribusi dalam era revolusi industri 4.0. Salah satu kontribusi perguruan tinggi Islam di Indonesia yang kerap tidak disadari ialah keberhasilan menghasilkan generasi Islam menengah terdidik yang kritis yang mampu menjembatangi dan menjelaskan antara Islam dan modernitas, antara Islam dan demokrasi. Prof. Kamaruddin berharap bahwa perguruan tinggi Islam harus mampu mencetak, mampu melahirkan generasi muda Islam, generasi muda bangsa yang mampu survive dalam revolusi industri 4.0, revolusi industri generasi keempat. Hal-hal prinsip yang perlu dikuatkan ialah literasi digital dan language skill utamanya bahasa Inggris (dan bahasa Arab) dari para mahasiswa di perguruan tinggi Islam. Dua syarat ini yang menjadikan lulusan perguruan tinggi Islam dapat berkontribusi secara fundamental dan signifikan dalam era revolusi industri 4.0. Jika tidak, maka lulusan perguruan tinggi Islam akan termarginalkan dalam persaingan global. Oleh karena itu, secara khusus Prof. Kamaruddin berpesan kepada para wisudawan agar terus belajar, terus meningkatkan keterampilan berbahasa asing (Inggris dan Arab) dan literasi digital agar tidak tereliminasi dalam kompetesi global yang mau atau tidak mau, suka atau tidak suka menjadi suatu keniscayaan. Dengan penguasaan substansi bidang keahlian yang ditunjang dengan keterampilan bahasa asing dan literasi digital yang tinggi, saya yakin para wisudawan akan mampu survive dalam persaingan global", tegas Prof. Kamaruddin. Sementara itu, Rektor IAIN Manado, Dr. Rukmina Gonibala, M,Si dalam laporan akademiknya mengungkapkan bahwa wisuda ini harus dipahami sebagai sebuah momentum dan peristiwa penting untuk menandai batas antara tahapan belajar di kampus yang dijalani oleh mahasiswa dan tahapan kehidupan pengalaman ilmu di dunia kerja, dunia profesi, dan dunia karir yang dijalani oleh lulusan perguruan tinggi. "Sebagai lulusan IAIN Manado, saudara-saudara telah dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Saudara wisudawan juga sudah mendapatkan kematangan diri dalam kecerdasan majemuk; spiritual, intelektual, sosial, dan ekonomis. Lebih dari itu, saudara wisudawan juga telah mendapatkan pengalaman belajar yang berupa kecakapan hidup (soft skill) sebagai modal dasar dalam menapaki kehidupan Saudara kini dan di masa depan. "Dengan modal tersebut, kami yakin bahwa Saudara-saudara dapat segera mengintegrasikan diri dengan lingkungan, memanfaatkan dan menciptakan kesempatan, dan mampu berkompetisi secara sehat dan sportif" ungkap Gonibala. Dalam laporannya, Rektor pertama IAIN Manado juga itu menyampaikan capaian akreditasi institusi IAIN Manado saat ini yang telah berhasil memperoleh nilai B. "Hal ini merupakan modal penting bagi civitas akademika IAIN Manado untuk mewujudkan harapan menjadi Universitas Islam Negeri Manado", tegasnya. "Pelaksanaan wisuda hari ini juga sangat istimewa karena wisuda ini diikuti oleh seorang wisudawati program magister yang telah berumur 68 tahun", ungkap Gonibala. Lanjut dikemukakannya bahwa wisudawati ini merupakan suatu inspirasi nyata bahwa menuntut ilmu tidak dibatasi oleh usia, 'Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat'. Selanjutnya, Gubernur Sulawesi Utara yang diwakili oleh Dr. Frangky Manumpil, M.Si, Kepala Biro Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Propinsi Sulawesi Utara, dalam sambutannya mengharapkan agar para lulusan IAIN Manado dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah. Salah satu titik konsentrasi pembangunan daerah ialah pengembangan kualitas sumber daya manusia. “Saya mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati beserta keluarganya. Harapan saya, jadilah para sarjana yang disiplin, komitmen, dan bertanggung jawab pada daerah dan bangsa,” tandasnya. Pelaksanaan wisuda ini berjalan lancar sesuai dengan rundown acara wisuda yang diagedakan panitia. Ketua Panitia Pelaksana Wisuda angkatan ke-4 Program Sarjana dan angkatan ke-3 Program Pascasarjana IAIN Manado, Dr, Radliyah Hasan Jan, S.E., M.Si menyampaikan rasa terima kasih dan memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah ikut bekerja sama dan berkontribusi positif menyukseskan pelaksanaan kegiatan wisuda. ### Laporan: Ardianto Tola |
Galeri > Dokumentasi >