Galeri‎ > ‎Dokumentasi‎ > ‎

Tanpa Batas: Jiwa Semangat Dalam Menempuh Studi

diposting pada tanggal 18 Agu 2020, 21.21 oleh Kanjeng R   [ diperbarui18 Agu 2020, 21.28 ]
IAIN Manado - Program Pascasarjana IAIN Manado kembali menghasilkan Alumni yang ke 112 di Tahun Akademik 2019/2020 ini.
Alumni ini mampu menarik perhatian masyarakat pelajar, khususnya kawula muda. Ini terlihat dari beberapa status media sosial serta kolom komentar yang ramai atas ucapan selamat untuk alumni ini. Menarik untuk menjadi perbincangan kaum pelajar karena diusia yang tidak muda lagi, alumni ini mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya yang usianya terpaut jauh dari beliau. Bahkan dalam kompetisi penyelesaian studi, beliau merupakan mahasiswa pertama yang mampu menyelesaikan studi dalam kurun waktu 1 tahun 11 bulan 18 hari pada Tahun Akademik 2019/2020 ini.  Tidak cukup sampai disitu, alumni yang menyandang gelar Magister Hukum (MH) ini mendapat apresiasi dari para penguji; Dr. Nasruddin Yusuf, M.Ag., (Ketua Penguji Tesis/Direktur PPs)., Dr. Evra Willya, M.Ag., (Sekretaris Penguji/Kaprodi Hukum Keluarga).,Dr. Drs. Naskur, M.HI., (Dewan Penguji 1)., Dr. Yasin, M.Si., (Dewan Penguji 2)., dan Dr Yusno Abdullah Otta, M.Ag., (Dewan Penguji 3)., serta para dosen yang berada di lingkungan IAIN Manado. Apresiasi ini disampaikan  berkat kegigihan beliau dalam menempuh studi serta pencapaian
Cumlaude yang terlihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Beliau adalah H. Muhammad Yusuf Otoluwa. Semangat beliau wajib dicontoh.
Terlihat sejak awal pendaftaran studi, beliau sudah menjadi panutan dan motivator bagi teman sekelasnya. Dalam proses pembelajaran, beliau aktif dalam diskusi kelas serta cekatan dalam penyelesaian tugas. Kedisiplinan yang dibangun serta semangat aktif dalam belajar, mampu menghasilakn nilai yang baik tiap smesternya. Ini terbukti dari Kartu Hasil Studi (KHS) persmester beliau yang hampir semuanya mendapat nilai A (4,0). Sebagai mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara Periode Tahun 1999 - 2006, beliau menjadi yang dituakan oleh teman sekelasnya. Namun, beliau merasa selaku mahasiswa tidak perlu diistimewakan baik dalam diskusi kelas, proses pembelajaran, maupun dalam pelayanan akademik. Sejatinya, semangat jiwa beliau dalam menempuh studi benar-benar mengharuskan agar beliau  aktif reguler dalam bertindak secara profesional sebagai mahasiswa umumnya. Hal ini menjadi sebuah kehormatan bagi beliau atas penghargaan ini, sekaligus menjadi tamparan bagi sebagian kawula muda yang mempunyai angan-angan serta obsesi setinggi langit namun mudah berhenti di persimpangan, lalu memilih posisi nyaman, pacaran, dan rebahan. (ridho)

Comments